Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Fakultas Hukum UGM menilai caleg DPR RI incumbent tidak bares. Bahkan, 90 persen calegincumbent terindikasi terlibat kasus korupsi.
Untuk itu, pemilih diminta bersikap cerdas dalam Pemilu 9 April 2014 dengan tidak memilih calon wakil rakyat dan parpol yang diduga melakukan praktik korupsi.
"Jangan pilih lagi caleg yang sudah menjabat sebelumnya yang terbukti maupun terindikasi melakukan tindak pidana korupsi. Ada 90 persen wajah lama yang kembali mencalonkan diri sebagai anggota dewan," ujar Hifdzil Alim, peneliti senior Pukat FH UGM Yogyakarta, Rabu (19/3/2014).
Hal itu disampaikan dalam pemaparan hasil penelitian Korupsi Partai Politik 2009-2014 di Tingkat Nasional dalam Potret Media. Terdapat keterlibatan kader parpol yang menduduki jabatan publik dalam praktik korupsi.
"Tidak satu pun parpol yang memiliki kader yang menduduki jabatan publik yang tidak memiliki kaitan dengan praktik korupsi," jelasnya.
Partai Demokrat menduduki tangga teratas dugaan persentase korupsi sebanyak 28,40%, sedangkan Gerindra merupakan partai terkecil yang terindikasi melakukan korupsi yakni 3,85 persen. "Semua terlibat, PKS, PPP, PAN, PDIP, dan lainnya terlibat praktek-praktek korupsi," jelasnya.
Pria yang akrab disapa Boy itu menilai, jika nantinya calon incumbent kembali duduk sebagai anggota dewan, dikhawatirkan akan semakin memperbesar perilaku korupsi pada periode pemerintahan ke depan.
"Jika pemilih salah menjatuhkan pilihan, bisa berdampak pada nasib bangsa selama lima tahun ke depan. Kalau wajah lama ini terpilih, ini akan menjadi ancaman serius. Untuk itu, masyarakat harus berhati-hati dan cerdas dalam memilih calon pemimpin nantinya," ujarnya.
"Jangan pilih lagi caleg yang sudah menjabat sebelumnya yang terbukti maupun terindikasi melakukan tindak pidana korupsi. Ada 90 persen wajah lama yang kembali mencalonkan diri sebagai anggota dewan," ujar Hifdzil Alim, peneliti senior Pukat FH UGM Yogyakarta, Rabu (19/3/2014).
Hal itu disampaikan dalam pemaparan hasil penelitian Korupsi Partai Politik 2009-2014 di Tingkat Nasional dalam Potret Media. Terdapat keterlibatan kader parpol yang menduduki jabatan publik dalam praktik korupsi.
"Tidak satu pun parpol yang memiliki kader yang menduduki jabatan publik yang tidak memiliki kaitan dengan praktik korupsi," jelasnya.
Partai Demokrat menduduki tangga teratas dugaan persentase korupsi sebanyak 28,40%, sedangkan Gerindra merupakan partai terkecil yang terindikasi melakukan korupsi yakni 3,85 persen. "Semua terlibat, PKS, PPP, PAN, PDIP, dan lainnya terlibat praktek-praktek korupsi," jelasnya.
Pria yang akrab disapa Boy itu menilai, jika nantinya calon incumbent kembali duduk sebagai anggota dewan, dikhawatirkan akan semakin memperbesar perilaku korupsi pada periode pemerintahan ke depan.
"Jika pemilih salah menjatuhkan pilihan, bisa berdampak pada nasib bangsa selama lima tahun ke depan. Kalau wajah lama ini terpilih, ini akan menjadi ancaman serius. Untuk itu, masyarakat harus berhati-hati dan cerdas dalam memilih calon pemimpin nantinya," ujarnya.
Hasrul Hanif, peneliti Pukat FH UGM lainnya menegaskan, calon pemilih harus mengetahui integritas pejabat legislatif, khususnya yang kembali mencalonkan diri dalam pemilu depan. Hasrul berharap masyarakat tidak hanya jeli mencermati sisi individu caleg, tetapi juga partai yang mengusungnya.
"Jangan pilih politisi dan partai yang korup sebagai bentuk hukuman bagi mereka,” tandasnya.
WarkopBekasi.com
"Jangan pilih politisi dan partai yang korup sebagai bentuk hukuman bagi mereka,” tandasnya.
WarkopBekasi.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !